Oleh sebab itu, ia mengaku bila diberi amanat oleh rakyat untuk
memimpin negeri ini, ia siap untuk bertaruh nyawa mengembalikan aset
tersebut kepangkuan ibu pertiwi. “Dengan itikad untuk melakukan
perbaikan mau tidak mau kita harus ubah melalui kekuasan politik dan
oleh karena itu saya dengan jajaran Gerindra kami terus berjuang minta
mandat rakyat untuk kami bisa mengembalikan kekayaan aset negara dan
menjaga kelangsungan hidup bangsa Indonesia melalui pengamanan aset,”
ujar Prabowo.
Ijtimak ulama yang digagas oleh Persatuan Alumni 212 dibawah
komando imam besar FPI Rizieq Shihab ini meminta agar segera dibentuk
koalisi keumatan yang di dalamnya berisikan untuk segera memutuskan nama
capres beserta cawapresnya sebagai simbol melawan pemerintahan yang
dianggap dzalim tersebut. “Kami sangat menghargai imam besar GNPF yang
minta koalisi segera dibentuk. Walaupun tidak terlalu nyata, sebetulnya
koalisi PKS, Gerindra, dan PAN adalah de facto berjalan,” terangnya.
Lebih jauh mantan menantu penguasa orde baru ini juga mengaku akan
legowo bila ada calon lain yang lebih baik daripada dirinya berdasarkan
Ijtimak ulama tersebut. “Kita harus melakukan perubahan. Saya siap
menjadi alat perubahan. Saya siap menjadi alat umat dan rakyat Indonesia
tapi kalau saya tidak dibutuhkan dan ada orang lain yang lebih baik
saya siap mendukung kepentingan umat dan rakyat indonesia,” tuturnya.
“Itu komitmen saya bahwa dengan komitmen saya dan Gerindra, kita akan
berjuang untuk kepentingan bangsa, rakyat dan umat dan kedaulatan. Kita
ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, tidak menjadi antek aseng
dan asing,” sambungnya.
Seperti diketahui, Ijtimak ulama sendiri adalah suatu mekanisme
pemilihan pemimpin yang dalam hal ini adalah capres dan cawapres yang
telah mendapatkan persetujuan dari seluruh ulama yang ada di dalamnya.
Pemimpin yang terpilih nanti dipastikan mereka adalah pemimpin yang
dikagumi dan didukung penuh oleh umat Islam diseluruh Indonesia.
Comments
Post a Comment